Yakin Ngebet Banget Mau Jadi Penulis?

Jadi Penulis
Foto oleh Freepik dari Freepik


"Wah terbit buku baru ya? Bagi dong!" 

Begitu kira-kira todongan itu menghujam telak uluhati penulis. Sakitnya sampe ubun-ubun. Betapa tidak, udah capek-capek nulis, eh ada yang nyeletuk, "Terbit buku baru ya? Bagi dong!" atau "Wah buku baru ya? Bolehlah minta satu." 

Saya heran dengan orang macam gini. Kok ya nggak malu gitu nodong buat dapat gratisan. Nggak mikir apa susahnya buat nulis. Lha ini ujug-ujug nodong minta gratisan. Kencing aja bayar cuy! Bayar! 

Ini nih repotnya jadi penulis. Banyak orang berpikir, penulis itu duitnya bejibun. Maka dimintai buku satu nggak bakalan rugi. 

Ya itu memang benar, tapi kalau bukunya udah best seller dan jadi terkenal. Lha kalau nggak? Bisa cukup buat makan aja udah bersyukur banget. Secara, buat penulis pemula atau (maaf) nih belum punya nama macam saya buku laku 600 exp aja udah alhamdulillah. 

So, yakin nih ngebet banget mau jadi penulis? 

Tak heran jika banyak orang yang ngebet banget mau jadi penulis. Secara penulis adalah profesi 'prestisius'. Siapa yang nggak kepincut coba? Apalagi kalau bisa tembus penerbit mayor dan bukunya beredar di Gramedia seluruh Indonesia, beuh itu salah satu prestasi 'prestisius' yang membanggakan banget bagi seorang penulis pemula macam saya gini. 

Tapi dibalik itu semua, jalan menjadi penulis itu terjal dan nggak mudah. Seorang penulis kadang harus rela begadang demi bisa merampungkan naskah. Belum lagi royalti yang sedikit dibagi untuk keperluan dapur dan beli buku referensi. Maka, jangan suka nodong penulis yang karyanya baru terbit. Sebab, kita nggak tahu susahnya ia menyelesaikan naskah. Boleh jadi ia juga lupa makan, lupa mandi, bahkan mata sampai bengep lantaran kurang tidur karena kebanyakan begadang dan melototin layar laptop. 

Miris sekali saya melihat ada orang yang dengan enteng dan beraninya minta buku gratisan kepada penulis. Sebab, untuk bisa terbit dan tembus penerbit mayor itu penuh perjuangan banget. Belum lagi saat buku laku keras alias best seller harus dibajak oleh oknum tak bertanggung jawab. Bagaimana penulis kita mau sejahtera lha wong masih ada saja yang nodong minta buku gratisan dan maraknya pembajakan? 

Padahal, kita sama-sama tahu bahwa penulis itu cukup berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa dan memajukan literasi negeri ini. Ya, meskipun tak disangkal kalau minat baca negeri ini begitu rendah. Tak heran, ribuan judul buku yang nongkrong manja di toko buku itu hanya secuil yang berhasil menggoyahkan hati peminat buku. Sisanya, mau nggak mau dengan hati lapang dan ikhlas merelakan bukunya masuk gudang untuk diobral. 

Bukan tanpa alasan buku-buku itu masuk gudang dan diobral. Salah satunya ialah buku-buku tak memenuhi target penerbit. Sebab, setiap penerbit memasang target sekian exp buku harus terjual dalam enam bulan pertama atau satu semester. 

Jika tak terpenuhi, ya penulis harus berlapang dada dan ikhlas melihat bukunya masuk gudang dan dijual obralan dengan harga berkisar sepuluh ribuan mungkin. 

Lihatlah, betapa sulit dan terjal jalan menjadi penulis itu. Saat menyusun naskah, penulis tak jarang harus riset, beli buku, dan berkali-kali menerima pil pahit penolakan demi penolakan. 

Begitu pun saat buku akan terbit, tak jarang pula penulis harus mau berkali-kali melakukan revisi bahkan ada yang sampai harus merombak naskah secara keseluruhan demi bisa layak terbit. 

"Kan mintanya cuma satu, kenapa pelit amat sih?!" 

Bukan perkara pelit atau tidak, tapi dibalik buku yang terbit dan beredar di toko buku itu ada peluh yang bercucuran, mata bengep melototin laptop, bahkan dompet kian tipis demi bisa jajan buku. 



Belum lagi royalti yang tak seberapa kudu bisa dibagi antara dapur dan beli buku. Masih mau minta gratisan? Coba tengok lagi deh perjuangan penulis dibalik layar bukunya yang terbit. 

Pasti ada pengorbanan yang ia pertaruhkan. Sesunggunya jalan menjadi penulis itu penuh kerikil dan duri. Sudah sakit tertusuk duri, ditambah perih dengan sekonyong-konyong ada orang yang nyeletuk, "Wah buku baru ya? Bagi satu dong!" 

Deg. Seketika bumi mendadak runtuh. 

Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

4 komentar untuk "Yakin Ngebet Banget Mau Jadi Penulis?"

Comment Author Avatar
Setuju, jadi penulis itu tidak mudah. Perjuangan menulis itu berdarah-darah hehe
Comment Author Avatar
makasihs ahringnya, tulisan ini bisa mebuka siapa saja kalau menulis itu gak mudah ya
Comment Author Avatar
Sama-sama Bu. Betul sekali menulis itu nggak mudah Bu. Semoga ini bisa menjadi insight bagi mereka yang mau jadi penulis 😊😊

Aturan Berkomentar : Harap dibaca dan perhatikan setiap aturan dengan saksama!

1.Berkomentar sesuai topik.
2. Dilarang Spam.
3. Dilarang meninggalkan link Blog/Web
4. Jangan basa-basi seperti mantab Gan, nice info, maupun sejenisnya.
5. Usahakan berkomentar yang relevan dengan topik yang di bahas.
6. Komentar yang menyisipkan link web atau blog, termasuk kategori spam dan tidak akan di approved!