Refleksi Tahun Baru: Lahirnya Pribadi Baru


refleksi tahun baru

Dari tahun ke tahun perayaan tahun baru selalu meriah dan gegap-gempita. Pun, selalu identik dengan terompet, kembang api, dan pelesiran (liburan). Ya, tahun baru memang menjadi moment yang tepat untuk menikmati libur akhir tahun bersama keluarga, teman, sahabat, maupun rekan kerja. Sejenak, kita menepi dari rutinitas harian yang padat dan kadang membuat penat. Tapi, ada satu hal yang terlupa, bahwa sejatinya momentum tahun baru adalah moment untuk mengevaluasi diri. Merenungi segala perbuatan selama satu tahun ke belakang. 

Ditambah lagi, pada tahun 2019 banyak sekali terjadi bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat sepanjang Januari sampai Desember 2019, telah terjadi 3.768 bencana alam. Itu artinya, kita perlu menengok kembali ke belakang. Merenugi segala hal hal yang telah dilakukan. Boleh jadi, bencana-bencana itu hadir sebagai teguran dari Allah agar kita terus memperbaiki diri. Ini sejalan dengan firman-Nya: 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41) 

Seyogyanya, tahun baru adalah moment kita untuk berbenah, menambal segala kekurangan diri. Bukan sekadar hanyut dalam meriahnya tiupan terompet, indahnya pesta kembang api, serta nikmatnya pelesiran bersama sanak keluarga. Sejatinya, semua itu hanya moment sesaat, yang cepat atau lambat akan menguap. 

Ada perjalanan yang lebih penting sekaligus panjang dari sekadar liburan yakni tamasya mempersiapkan kematian. Di mana perjanan ini adalah ending dari segala perjalanan. Kematian memang selalu menjadi momok yang menakutkan. Sebab, kita belum siap untuk menyambutnya dan masih sibuk mengejar dunia. Maka benarlah apa yang disabdakan Baginda Rasulullah Saw, “Orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian.” (H.R. Ibnu Majah) 

Dengan mengingat kematian, seseorang akan mengingat kesalahannya. Mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukan sehingga timbulah rasa penyesalan di dada dan secara perlahan berbenah memperbaiki diri. Usia bukanlah jaminan serta tolok ukur untuk bisa hidup panjang. Sebab, kematian selalu mengintai kita setiap saat. Kapan pun dan di mana pun. Allah dengan tegas mengatakan dalam firman-Nya bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. ‘Al-Ankabut:57) 

Artinya, kematian adalah suatu kepastian yang akan terjadi. Tak bisa disanggah oleh siapa pun. Ia bisa mengintai siapa saja. Tak perduli tua maupun muda. Saat ajalnya telah tiba, tak ada yang bisa lepas dari jeratannya. Waktunya pun tak bisa diundur, dipercepat, maupun diperlambat. 

Tahun baru seyogyanya menjadi momentum refleksi diri. Menapak tilasi segala kekhilafan yang pernah dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja. Sehingga kita bisa terus berbenah dan telahir kembali menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Tahun baru adalah ajang untuk instrospeksi diri. Sehingga kita bisa menyambutnya dengan menjadikan diri jauh lebih baik dari sebelumnya, bukan sekadar larut oleh gegap-gempita dan meriahnya pesta kembang api. Imam Ghazali pernah berujar bahwa yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Hal ini pun sejalan dengan sabda Baginda Nabi Muhammad Saw, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan yakni kematian.” (H.R. Tirmidzi) 

Seringkali kesenangan membuat kita lupa bahwa hidup di dunia ini tidaklah lama. Di tengah riuh-rendah tiupan terompet dan meriahnya pesta kembang api, agaknya kita perlu merenungi sekaligus meresapi kata-kata dari Imam Ghazali serta sabda Baginda Nabi Muhammad Saw yang menekankan untuk banyak mengingat pemutus kelezatan (kesenangan) yakni kematian. Agar kita bisa terus berbenah dan terlahir menjadi pribadi yang baru.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Refleksi Tahun Baru: Lahirnya Pribadi Baru"