Naskah Pertama Terbit Mayor? Why Not!

Naskah Pertama Terbit Mayor? Why Not!

Penerbit Mayor masih menjadi dan akan selalu menjadi idola penulis baik junior maupun senior. Karena ada banyak keuntungan yang di dapat jika naskah diterbitkan oleh penerbit Mayor. Di antaranya : 

1. Penulis tidak mengeluarkan biaya sepeserpun dari mulai proses editing sampai dengan buku beredar di seluruh toko buku se indonesia. Dengan kata lain, penulis hanya cukup mengirimkan naskah terbaiknya. Semua biaya ditanggung oleh pihak penerbit. 

2. Royalti yang lumayan menggiurkan. Setahu dan sepengalaman saya, dari setiap satu eks buku yang terbit di penerbit mayor penulis mendapat royalti rata-rata 10%. Mari kita hitung. Jika harga buku misalnya 50K dan penulis mendapat 10% berarti penulis mendapat 5K dari satu eks buku yang terjual di toko buku. Sedangkan dari satu judul, penerbit mayor biasanya mencetak 1500 – 2000 eks untuk disebar ke seluruh toko buku di Indonesia. Maka, dapatlah kita pastikan berapa royalti penulis jika 5K dikalikan dengan 1500/2000 eks. Lumayan kan? Dan itu untuk cetakan pertama, maka akan lebih besar lagi jika buku dicetak berulang-ulang. 

3. Menaikan Personal Branding. Dan seolah sudah menjadi aturan tak tertulis jika penulis yang sudah menerbitkan buku di penerbit Mayor bisa disebut penulis. Mungkin karena penerbit Mayor memiliki sistem seleksi yang ketat. Tidak sembarang naskah yang bisa diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Mayor. Meskipun pada kenyataannya banyak juga naskah yang diterbitkan secara indie dan SP (Self Publishing) memiliki kualitas yang sama bahkan lebih bagus dari buku yang terbit Mayor. Lagi-lagi kembali pada penulis itu sendiri (Lain kali saya akan bahas tentang penerbitan indie dan SP) 

Namun tentu saja seperti yang saya katakan di atas, tidak mudah untuk bisa tembus penerbit Mayor. Selain saingan yang banyak, seleksi editor juga sangat ketat. Sang Editor kadang seperti tidak mengacuhkan naskah kita. Padahal bukan begitu, melainkan naskah kita yang dipandang tidak layak sejak dari judul. 

Namun tak perlu minder apalagi kalah sebelum berperang. Sebab hanya pecundang yang menyerah sebelum berperang dan hanya mereka yang berani bertarung yang akan merasakan nikmatnya kemenangan. Ada beberapa trik yang akan saya sampaikan bagaimana caranya agar naskah kita dilirik editor sehingga di acc untuk diterbitkan. Yakni : 

1. Naskah mempunyai sudut pandang tema yang beda dari buku-bukuyang sudah ada. 

Maksudnya bagaimana, Kang? Bukankah tema dalam tulisan sejak dulu sampai kini itu-itu saja? Kalau fiksi tak jauh dari cinta, keluarga, persahabatan, pengkhianatan dan tema-tema semacam itu. 

Beda di sini bukan dari tema. Melainkan dari sudut pandang penulis dalam memandang tema tersebut. Mudahnya begini. Jika penulis lain mengangkat tema cinta dengan menceritakan : sepasang kekasih, perselingkuhan, jomblo, orang ketiga, pelakor dan sejenis itu, maka kita sebagai penulis harus bisa memandang cinta dari sisi yang lain. Misalnya, karena ini naskah fiksi, ceritakanlah sejarah terciptanya cinta. Atau bagaimana jadinya jika di dunia ini tak ada lagi manusia yang mempunyai rasa cinta. 

2. Gaya bahasa yang asik. Gaya bahasa adalah cara penulis mengungkapkan rasa / gagasan dengan tulisan. Buatlah atau ciptakanlah gaya bahasa yang beda. Lakukan riset atau percobaan agar naskah yang kita miliki benar-benar beda dengan buku yang sudah ada. Tidak perlu rumit, gunakankanlah gaya bahasa sebagaimana kamu bicara. Karena pada hakikatnya setiap manusia (Penulis) memiliki karakter masing-masing. 

3. Personal Branding. Ini juga tak kalah penting. Karena penerbit lebih menyukai penulis yang aktif dan mampu mempromosikan diri sendiri. Penulis yang pasif hanya akan membuat keraguan kepada penerbit tentang kemampuan dia mempromosikan karyanya sendiri. Bangunlah personal branding sejak dini, sejak sebelum naskah terkirim ke penerbit. 

Itulah tiga poin penting dalam menulis. Tentu saja bukan berarti saya menyampahkan unsur-unsur pembentuk sebuah novel yang lain. Semua unsur yang membentuk sebuah novel saling membutuhkan dan punya porsi masing-masing. Misalnya, setting yang bagus tidak akan tersampaikan jika gaya bahasa kita garing. Karakter tokoh yang kuat pun akan menjadi absurd dan lebih menjadi dongeng ketika salah menggambarkannya. 

Sulit, Kang! 

Mudah jika kita mempunyai seseotang yang mau mendampingi kita menulis. Mengarahkan dan memberi kritik kepada setiap kalimat yang kita tulis. Tentu saja pendampingan menulis hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah profesional dan mempunyai jam terbang yang mumpuni. Sebab, salah memilih pendamping atau mentor sama saja dengan merencanakan kegagalan pada karya kita. 

Maka segera daftarkan diri untuk menerima pendampingan dan bimbingan menulis secara online dan offline. Insya Allah saya akan membimbing Anda dari nol sampai benar-benar berhasil menerbitkan sebuah buku berkualitas baik fiksi maupun non fiksi. Dengan metode-metode yang telah saya buktikan sendiri kepada teman-teman yang sudah berhasil menerbitkan buku melalui program Privat menulis Online. 

Apakah bayar? Tentu saja. Karena saya membutuhkan waktu, ilmu dan tenaga ekstra untuk membimbing dari nol sampai selesai. Istimewanya lagi privat menulis ini tidak terbatas waktu. Artinya sebelum Anda benar-benar bisa menerbitkan buku, maka selama itu juga akan terus mendapat bimbingan menulis dari saya. 

Kemana daftarnya? 

Bisa melalui Fb Kang Acil, atau DM saja ke IG @Alisyhad dan ke email Kangacil22@gmail.com. Atau Channel You tube Alisyhad Channel. Untuk info lebih lanjut dan terang benderang bisa chat ke WA 082217237178 (Hanya Chat) 

Mari raih kesuksesan bersama. Sudah banyak yang berhasil sejak tahun 2015 saya membuka jasa privat menulis online. Selain jasa bimbingan menulis saya juga menyediakan jasa bengkel naskah (Editing), Ghost Writer’s, Jasa pembuatan Cover, lay out dan jasa penerbitan indie. Saya sangat berharap semakin hari semakin banyak teman-teman yang termanfaati oleh program privat menulis online ini. 

Sahabat, tiada kesuksesan yang akan diraih tanpa proses belajar sebagaimana tiada akan pernah ada pelangi jika tak ada hujan turun. Cahaya akan terlihat indah setelah adanya kegelapan. Maka, mereka yang tidak mau belajar bukan hanya akan terhambat kesuksesannya melainkan sama saja dengan membiarkan hidupnya berada dalam kegelapan dan ketidakpastian. 

Sahabat, menulis itu harus sendiri, tapi yakinlah untuk menjadi penulis kita tidak bisa sendiri. Mari bergabung bersama teman-teman yang sudah lebih dulu sukses menerbitkan buku-buku berkualitas. Salam hangat dan sukses. 


Profil Mentoring : 

Kang Acil (Kurniawan Al Isyhad) telah menerbitkan puluhan judul buku dan sudah sekitar 30 judul naskah Ghost Writer yang diselesaikan. Penulis bermacam genre ini berdomisili di Bandung. Dia juga mantan pecandu narkoba. Aktif menulis sejak tahun 2007 hingga kini, dan kini lebih fokus membimbing dan mendampingi teman-teman yang ingin jadi penulis yang bersatu dalam komunitas Go Writer’s Akademi.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Naskah Pertama Terbit Mayor? Why Not!"