Novel I Am Sarahza: Perjuangan Untuk Mendapatkan Buah Hati

Novel I Am Sarahza: Perjuangan Untuk Mendapatkan Buah Hati merupakan resensi atas novel I Am Sarahza karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra terbitan Republika.
Dimuat Kabar Madura 02 Agustus 2018 (Dok. Pribadi)


Judul Buku : I Am Sarahza

Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Penerbit : Republika

Terbit :1, April 2018

Tebal : vi + 370 hlm

Isbn : 978-602-5734-21-2

Dimuat Kabar Madura 02 Agustus 2018

Memiliki buah hati (anak) adalah dambaan sekaligus cita-cita bagi para orangtua. Baik itu pasangan yang baru saja menikah, maupun pasangan lama. Anak merupakan harta yang tak ternilai bagi seseorang yang telah bergelar ayah atau ibu. Namun, apa jadinya, jika di dalam bahtera rumah tangga tidak ada seorang anak?

Hal itulah yang kini telah dialami oleh Hanum Salsabiela Rais, anak dari politikus ternama, Amien Rais. Melalui novel ini, Hanum ingin bercerita sekaligus berbagi tentang perjuangannya untuk memperoleh keturunan. Pada awalnya, dia lebih memilih kariernya sebagai presenter televisi dibanding punya anak. Bahkan, dia tidak mempermasalahkan kalau dirinya sampai tidak punya anak.

“Mas ... aku tidak akan mengorbankan apa yang sudah aku raih sekarang ini hanya, ehm ... hanya demi punya anak.” (hlm 59)

“Buatku nggak punya anak juga nggak papa.” (hlm 59)

Kalimat itu seakan menjadi bumerang bagi anak politikus PAN ini di kemudian hari. Kata-kata yang dikhawatirkan Rangga, suaminya, akan dikabulkan oleh malaikat (hlm 59). Berkat nasihat dari orangtua, Hanum akhirnya memutuskan resign dari Trans TV, perusahaan yang telah membesarkan namanya, dan memilih menyusul Rangga ke Austria.

Di Austria ini, anak dari Amien Rais memiliki harapan baru. Hidup di luar negeri, playing tourist, belajar bahasa Jerman, meneruskan sekolah yang tertunda karena karier, magang di sebuah perusahaan media luar, jadi koresponden TV Indonesia, hingga punya back up plan. Jika semua itu gagal, setidaknya dia masih bisa menjadi asisten rumah tangga untuk suaminya sendiri (hlm 65).

Di negara inilah, keinginan untuk memiliki buah hati mulai muncul di benak Hanum. Tidak hanya dia yang ingin segera punya anak, Rangga pun tak kalah antusias untuk segera menimang momongan.

“Rangga jauh lebih bersemangat untuk segera punya anak. Hematnya, kehadiran anak bisa menggulung kebosananku ketika harus berdiam diri selain menjadi upik abu di apartemen. Ia tak keberatan harus membongkar tabungan dan uang beasiswa demi bisa mendapatkan suasana ideal bercinta; dari kabin kecil di kaki gunung Alpen hingga hotel gang sempit di romantisnya kota Paris.” (hlm 68)
Namun, usaha mereka untuk menimang buah hati dengan cara ‘manual’, belum membuahkan hasil. Hanum selalu menstruasi di setiap bulan, membuat harapan memiliki anak pupus (hlm 69). Akhirnya setelah tiga tahun lebih menikah, mereka berdua memutuskan untuk ikut progam hamil lewat inseminasi (hlm 72). Tapi ternyata iseminasi pertama itu juga gagal (hlm 77).

Sejak kegagalan pertama, Rangga mencoba untuk membujuk istrinya agar mau ikut lagi untuk yang kedua kali. Namun, usaha mereka lagi-lagi tak berhasil. Gagal. Hal ini membuat Hanum berniat untuk menunda dahulu progam hamil inseminasi yang ke tiga (hlm 87). Dia trauma dengan kegagalan dua kali dalam progam ini, tetapi juga tidak menapik untuk ikut lagi.

“Aku tuh kalau lihat klinik itu rada trauma Mas. Tapi aku janji bakal mencoba lagi.” (hlm 87)

Novel ini menceritakan tentang perjuangan pasangan suami-istri untuk bisa mendapatkan keturunan. Kisah dalam novel ini begitu menyentuh hati setiap pembaca. Perjuangan Rangga dan Hanum dalam mendapatkan anak, benar-benar mengaduk perasaan sekaligus memotivasi siapa pun yang belum di karuniai anak, untuk terus berjuang mendapatkannya.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Novel I Am Sarahza: Perjuangan Untuk Mendapatkan Buah Hati"