Mengambil Ibrah Melalui Kisah Para Wanita Mulia

Mengambil Ibrah Melalui Kisah Para Wanita Mulia merupakan resensi atas buku Kuntum-Kuntum Surga karya Ririn Astutiningrum terbitan Mizania
Hasil Scan Pribadi


Judul : Kuntum-Kuntum Surga

Penulis : Ririn Astutiningrum

Penerbit : Mizania

Terbit : Juli, 2016

Cetakan : Pertama

Tebal : 272 Halaman

Isbn : 978-602-418-035-5


Wanita adalah sosok yang mulia. Mereka rela bertaruh nyawa demi melahirkan sang buah hati. Tak heran, bila Allah memuliakan para wanita dengan menyetarakan surga di bawah telapak kaki mereka. Bahkan Rasulullah pun menyebut wanita (baca; ibu) tiga kali berturut-turut baru setelah itu laki-laki (ayah).

Kuntum-Kuntum Surga merupakan sebuah novel islami yang menceitakan perjuangan para wanita mulia baik dalam membantu penyebaran dakwah maupun mempertahankan iman di dada. Mereka begitu gigih dan namanya masyhur hingga kini.

Kisah pertama diawali dengan kisah Asiyah binti Muzahim. Pada awalnya Asiyah hidup tenang bersama keluarganya di sebuah desa kecil. Kehidupan mereka berselimut keserdehanaan dibalut dengan keimanan. Sampai pada suatu hari, Fir’aun mengetahui kecantikannya dan ingin mempersuntingnya.

Namun Asiyah menolak, dia dan keluarga tidak ingin memiliki suami dan menantu yang sombong. Apalagi mengaku sebagai Tuhan. Hal itu membuat Fir’aun geram. Lantas dia menyuruh prajuritnya untuk menyiksa orangtua Asiyah. Keadaan orangtuanya semakin hari semakin payah. Bekas cambukkan di tubuh mereka mengalirkan darah, hatinya tak sanggup melihat kondisi itu. Akhirnya dia menerima pinangan raja yang sombong itu demi menyelamatkan orang tuanya. (hal 21-22)

Fir’aun semakin hari semakin menjadi. Dia tak segan membunuh bayi laki-laki dari kalangan Bani Israel hanya karena takut akan ada orang yang mengambil kekuasaannya dari kalangan bani tersebut. Puncak kekejamannya, berlanjut pada Masyitah. Ia adalah tukang sisir putra-putri Fir’aun pada selir-selirnya.

Kala itu, Masyitah masih diselimuti duka karena suaminya baru saja meninggal karena ketahuan beriman kepada Allah. Ketika sedang menyisiri rambut putri Fir’aun, tanpa sengaja sisirnya terjatuh. Ia lalu mengucap asma Allah dan melaknat Fir’aun.

Putri Fir’aun yang mendengar hal itu langsung mengadukannya kepada sang ayah. Masyitah pasrah, dia serahkan takdirnya pada Allah. Raja yang amat pongah itu pun geram, menadapati kejadian itu. Dia lalu memerintahkan prajuritnya untuk menyiapkan tungku dan kuali raksasa yang penuh minyak. Masyitah dan anak-anaknya diceburkan kedalamnya. Rakyat yang menyaksikan kejadian itu menjadi takut dan benci kepada Fir’aun. (hal 58)

Hal itulah yang membuat Asiyah semakin geram dengan suaminya. Dia memutuskan untuk membangkang kepada sang suami. Mendapati istrinya juga membangkang, Fir’aun lagi-lagi tak segan untuk menghukumnya. Akhirnya Asiyah diseret dan dijemur dibawah terik matahari yang panas. Berhari-hari telah berlalu, raja yang sombong itu semakin gundah tatkala mendapati istrinya belum mati juga.

Akhirnya dia memerintahkan prajuritnya untuk menindihi Asiyah dengan batu yang besar agar tubuhnya hancur. Tetapi hal itu justru membuat keimanan wanita mulia ini semakin bertambah hingga dia berdoa untuk dibuatkan rumah di surga. Allah mengabulkan doanya. Dia memperlihatkan rumah indah bertabur mutiara dengan taman penuh bunga yang siap dihuni. Tak lama setelah itu, wanita mulia ini pun mengembuskan napas terakhir. (hal 62-63)

Kisah diatas sungguh membuat jiwa yang membacanya semakin bergetar. Demi mempertahankan imannya, para wanita mulia di atas rela mengorbankan nyawanya sendiri. Mereka yakin bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih baik daripada dunia. Sungguh, ibrah yang luar biasa dapat dipetik dari kisah di atas.

Bahwa dalam kondisi apapun janganlah kita menggadaikan iman demi dunia. Sungguh alam ini sifatnya fana dan akan hancur. Jadi, untuk apa menukar iman dengan kenikmatan yang semu. Buku ini cocok sebagai teman bacaan, kisah didalamnya dapat menambah keimanan yang membacanya.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Mengambil Ibrah Melalui Kisah Para Wanita Mulia"