Me-manage Patah Hati Menjadi Prestasi

Me-manage Patah Hati Menjadi Prestasi merpakan resensi atas buku Ubah Patah Hati Jadi Prestasi karya Dwi Suwiknyo
Hasil Scan Pribadi

Ubah Patah Hati Jadi Prestasi
Dwi Suwiknyo



Judul Buku : Ubah Patah Hati Jadi Prestasi

Penulis : Dwi Suwiknyo

Penerbit : Quanta

Terbit : 2016

Tebal : 266 hal

Isbn : 978-602-02-9393-6


Siapa pun pasti pernah patah hati. Entah itu tua maupun muda. Di era modern seperti saat ini, hal ini justru sering menjangkiti kaum muda-mudi. Terlebih lagi seorang perempuan. Ya, Kaum Hawa ini kerap kali merasakan patah hati. Terlebih hanya karena diputusin pacar atau pacarnya itu selingkuh. Dengan begitu, Kaum Hawa ini akan merasa bahwa hidupnya sudah berakhir. Padahal nyatanya jelas tidak demikian. Hidupnya masih terus berjalan dan harus terus berjalan.

Buku Ubah Patah Hati Jadi Prestasi ini merupakan Karya terbaru dari Dwi Suwiknyo. Buku ini mencoba memaparkan bahwa rasa sakit hati ternyata bisa diubah menjadi energi positif untuk meraih prestasi. Pun memahami esensi cinta yang sesungguhnya.

Pada bagian awal buku, Mas Dwi, mencoba memaparkan kisah tentang seorang wanita cantik yang dikerumuni oleh banyak lelaki. Kaum Adam banyak yang tertarik dengannya. Pada pagi hari, ada lelaki yang memberikan makanan untuknya. Sore harinya, dia diantar pulang oleh lelaki yang berbeda. Malamnya pun juga demikian. Memang, si wanita tidak meminta semua itu kepada para laki-laki. Berhubung mereka jatuh hati pada wanita ini, maka mereka rela melakukan apa saja demi bisa mendapatkan cintanya. (hal 3-4)

Mereka semua memiliki tujuan yang sama, yaitu bisa menjadi pacar si wanita cantik tersebut. Perbuatan tersebut, termasuk kesalahan dalam memahami arti cinta. Termasuk soal pacaran yang sama sekali tidak ada perjanjian formalnya. Apakah ada seorang laki-laki yang menyatakan cinta lalu membawa berkas-berkas pacaran untuk ditandatangani? Tentu saja tidak ada, bukan? (hal 5)

Tetapi fakta demikian memang benar-benar terjadi. Banyak remaja laki-laki maupun wanita yang rela mengejar seseorang demi bisa mendapatkan cinta. Pengorbanan pun dikibarkan, demi pembuktian cinta sejati. Tetapi, kalau kita mau berpikir lebih jernih, jelas-jelas pacaran itu tidak ada dalam islam. Islam hanya mengajarkan ta’aruf bukan pacaran.

Bahkan, bila seseorang yang bukan muhrim berduaan, maka yang ke tiga adalah setan. Maka, tak jarang remaja wanita saat ini banyak yang sudah (maaf) tidak virgin. Karena cinta yang mereka miliki adalah nafsu semata.

Jika demikian apakah itu bisa disebut dengan cinta? Bila cinta selalu identik dengan rasa ingin menguasai, apa bedanya dengan nafsu? Bukan cinta bila tingkah lakunya mengeksploitasi, itu nafsu. Bukan cinta jika sukanya merusak, itu jelas nafsu. Dan bukan pula cinta bila tidak mau bertanggung jawab, itu pasti nafsu yang tidak terkendali. (hal 21)

Bila memang lahir karena cinta, maka yang ada adalah kasih sayang. Tidak mengenal rasa sakit, sebab cinta itu menyembuhkan. Pun tidak ada kegelisahan, karena ia menenteramkan. Bagaimana mungkin orang yang jatuh cinta menjadi salah langkah? Bisa jadi ia salah memahami arti cinta dan menjadikannya sebagai alasan untuk menumpahkan nafsu. (hal 21-22)

Begitulah, bila seseorang salah dalam memahami cinta, maka ia akan menuruti nafsunya saja. Menjadikannya hidup dalam kenistaan. Sungguh, betapa hinanya hidup yang demikian. Oleh karena itu, kita harus tahu betul arti cinta yang sesungguhnya. Agar hidup penuh dengan petunjuk jalan sehingga tidak tersesat. Cinta yang sesungguhnya ialah mencintai seseorang karena Allah. Pun dengan mencintainya kita akan semakin dekat kepada pencipta-Nya.

Buku ini, tidak hanya menjelaskan bagaimana memahami esensi cinta. Tetapi juga mencoba menjelaskan bagaimana rasa sakit hati dapat berubah menjadi prestasi. Diceritakan kisah serorang pemuda yang berkerja sebagai bell boy di sebuah hotel berbintang di Kowloon. Suatu ketika datanglah seorang tamu yang menggunakan mobil Roll Royce. Sang tamu menyuruh sang pemuda untuk mencuci mobilnya. Dengan senang hati ia melaksanakannya. Tiba-tiba terbesit dihatinya untuk mencoba duduk di dalamnya.

Sang tamu pun marah dan menghina pemuda itu. Mendapat perlakuan seperti itu, pemuda itu hanya tersenyum. Ia tidak memedulikan kata-kata si tamu tersebut. Justru sebaliknya, hinaan itu ia jadikan motivasi untuk berkerja lebih keras. Singkat cerita, pemuda itu mengikuti casting film dan lulus sebagai peran utama. Filmnya pun meledak dipasaran dan namanya menjadi terkenal di dunia. Ia pun menjadi artis terkaya di Hongkong. Ia adalah Chow Yun Fat. (hal 32)

Kisah di atas, dapat dijadikan inspirasi sekaligus motivasi. Bahwa rasa sakit hati tidak melulu untuk diratapi. Seperti kisah pemuda di atas, ketika dihina dia tidak meratapi hinaan itu berlebihan. Memang, tentu sakit rasanya bila diperlakukan demikian oleh orang lain. Tapi, bukan berarti menjadikan diri ini semakin lemah dan tak berdaya atas perlakuan tersebut. Sebaliknya, jadikan itu motivasi untuk terus maju dan meraih kesuksesan. Buku ini sangat cocok sebagai teman bacaan. Di dalamnya dilengkapi dengan kisah yang berkaitan dengan tema yang sedang dibahas. Jadi, pembaca dapat memahami tema yang sedang dibahas tersebut.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Me-manage Patah Hati Menjadi Prestasi"