Cerpen : Di Selamatkan Kupu-Kupu Raksasa


kupu-kupu
Suju on Pixabay

Pagi yang cerah. Waktu yang tepat untuk mencuci mata. Rani pergi ke hutan mencari seekor kupu-kupu. Gadis belia lima belas tahun itu memang menyukai kupu-kupu. Setiap hari minggu, ia pergi ke hutan hanya untuk memotret seekor kupu-kupu. Ia menarik napas, melangkah pelan masuk ke dalam hutan.

Tanpa ia sadari, hari itu hari yang buruk untuknya berburu kupu-kupu.

***

Rani asyik memotret berbagai jenis kupu-kupu juga bunga-bunga yang indah. Udara segar, semakin menambah suasana asyik di tengah hutan. Konon, di hutan ini banyak binatang buasnya. Tapi, gadis lima belas tahun itu hingga saat ini belum menemukan satu pun binatang buas di hutan ini.

Mungkin itu hanya tahayul. Begitu gumamnya. Di sudut hutan yang lain, ada sepasang mata yang sedang mengintai dirinya. Gadis belia itu tidak menyadarinya. Ia masih asik memotret beragam kupu-kupu dan bunga.

Tiba-tiba ada seekor kupu-kupu yang menyita perhatiannya. Kupu-kupu itu memiliki warna yang sangat indah. Rani tertarik memotretnya. Ia mencoba mendekati kupu-kupu itu, agar bisa mengambil gambar dari dekat. Namun sayang, kupu-kupu itu terbang menjauh.

Rani mencoba mengejarnya. Tanpa ia sadari, sepasang mata yang sejak tadi mengintai dirinya mengikuti dari belakang. Rani terus mengejar kupu-kupu itu. Tanpa sadar, ia masuk ke dalam hutan dan tersesat.

Rani mendengar suara-suara aneh di hutan. Gadis itu tersesat. Namun, ia masih terus mencari kupu-kupu itu. Gadis itu mendengar ada suara dari belakang. Ia menoleh. Tubuhnya gemetar, serasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia memutar badan lalu berlari secepat mungkin.

Seekor macan yang sejak tadi mengintai dirinya tisdak tinggal diam. Macan itu mengejar Rani dan ingin menerkamnya. Gadis masih terus berlari, berusaha menyelamatkan diri. Ia bersembunyi di balik semak-semak. Berharap, macan itu tak menemukannya. Dengan napas yang masih tersengal-sengal, ia mencoba mengatur dirinya.

Macan itu berusaha menemukan Rani. Matanya mencari sekeliling. Namun, macan itu tak menemukan gadis belia itu. Rani bisa sedikit bernapas lega. Tapi, itu tak lama. Ia mendendengar ada suara di belakangnya. Suara itu mirip desis-an ular. Dengan takut dan gemetar, ia mencoba memberanikan dsiri menoleh. Sejurus kemudian, ia terkejut seekor ular cobra bersiap memasangnya. Secepat kilat Rani berlari keluar dari semak-semak. Ular itu juga mengejarnya. Macan yang masih mencari dirinya juga ikut mengejar.

Rani sangat takut. Dia dikejar oleh dua binatang buas sekaligus. Kakinya lemas. Dia sudah tak sanggup berlari. Tapi, gadis itu tak ingin mati konyol di tangan binatang buas. Ia merayu kakinya untuk terus berlari. Dengan tergesa-gesa, gadis itu merapalkan doa. Berharap, ada orang yang akan menolongnya.

Gawat, jalan buntu! Gumam gadis itu. Ular dan macan itu makin mendekat. Gadis belia itu tak dapat ke mana-mana. Jika ia mundur, ia akan jatuh ke jurang. Jurang itu gelap dan curam. Kakinya lemas, ia teduduk. Gadis itu kembali merapalkan doa. Keringatnya bercucuran. Giginya gemerutuk. Macan sudah bersiap menerkamnya. Gadis itu memejamkan matanya. Sesaat kemudian, macan tak menemukan Rani. Gadis itu telah dibawa oleh kupu-kupu yang ia lihat tadi. Kupu-kupu itu menjelma menjadi raksasa. Ia mengantarkan gadis belia itu keluar hutan, dan berkata, jangan masuk ke dalam hutan ini sangat berbahaya. Gadis lima bela tahun itu mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih. Kupu-kupu itu lalu terbang meninggalkannya, tubuhnya kembali mengecil seperti semula.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Cerpen : Di Selamatkan Kupu-Kupu Raksasa"