Cerpen : Antara Kau dan Dia

kau dan dia
Jonathan Andrew on Pexels

Nur, dihadapkan oleh dua pilihan yang berat dalam hidupnya. Pilihan yang tak pernah ia inginkan kehadirannya. Pilihan yang membuatnya dilema. Ia harus memilih salah satu dari dua pilihan itu. Ia ingin sekali memilih kembali bersama Medi, laki-laki yang ia cintai sejak dulu. Entah mengapa, lelaki itu muncul kembali dalam kehidupan Nur. Setelah bertahun-tahun ia menghilang dan tak meninggalkan kabar.

“Mengapa lelaki itu kembali?” bisiknya dalam hati. Tapi disisi lain, Nur tak mungkin menolak permintaan kedua orang tuanya, yang telah menjodohkannya dengan lelaki desa semberang. Meskipun Nur tahu dia tidak mencintai lelaki pilihan orang tuanya itu. Tapi, dia lebih memilih bungkam daripada harus mengatakannya.

Kedua orang tuanya, sudah membicarakan pertunangannya dengan kedua orang tua Karman. Karman adalah lelaki desa seberang yang dipilihkan orang tua Nur untuk anak semata wayangnya. Mereka sudah menentukan tanggal pertunangan. Nur, hanya bisa diam mendengar perkacapan kedua orang tuanya itu.

Tak banyak yang bisa ia lakukan. Berhari-hari ia menangis di kamarnya. Mengunci diri dan tak mau keluar kamar. Ini adalah pilihan yang teramat berat untuknya. Ia amat mencintai Medi, lelaki pujaannya. Tapi, kedua orang tua Nur tak pernah merestui hubungan mereka.

Orang tuanya lebih memilih Karman sebagai menantu mereka. Lelaki pilihan mereka yang jelas asal usulnya. Hidupnya mapan, dan bibit, bebet, bobotnya pun jelas. Dibanding Medi, lelaki perantauan yang tidak jelas asal usulnya. Hidupnya pas-pas-an. Nanti kamu makan apa kalau nikah sama dia. Begitu ucap kedua orang tuanya, yang terus diulang setiap kali Nur membahas lelaki pujaannya itu.

Rambutnya kusut, badannya berminyak, dan matanya pun bekak. Karena terlalu banyak menangis. Aroma tubuhnya pun tak sedap, karena sudah berhari-hari ia tak mandi. Sesekali ia memeluk lututnya. Tak ingin ia memandangi langit-langit rumah. Karena di sana, lelaki itu sesekali melintas. Membuat hatinya semakin gusar.

***

Nur, masih terus menangis. Matanya sembab. Sudah berhari-hari ia mengurung diri di kamar. “Sudahlah, Nur, jangan menangis terus,” pinta ibunya. “Tapi Ibu nggak tahu apa yang aku rasakan sekarang..! aku nggak cinta sama Mas Karman, Bu,” balasnya, sambil terisak. “Karman itu kan lelaki yang baik. Dia pantas jadi imammu,” sahut ibunya.

Nur, hanya terdiam. Dia tak menggubris ibunya yang berada di sampingnya. Sesekali ia menutup mukanya dengan kedua tangannya. Isaknya semakin keras. Ia hanya menginginkan Medi. Lelaki yang ia cintai.

Tapi, sampai detik ini Medi belum menemuinya. Bukankah dia sudah kembali? tanyanya dalam hati. Nur berharap, Medi segera menemui kedua orang tuanya dan melamarnya. Agar ia terbebas dari belenggu yang menjeratnya selama ini.

Agar orang tuanya pun yakin, kalau Medi adalah lelaki yang bertanggung jawab. Tidak seperti yang di katakan oleh Bapak dan Ibunya selama ini. Dan Nur, bisa menikah dengan orang yang dicintainya.

“Mana lelaki itu? Katanya dia mencintaimu. Tapi mana! Sampai sekarang dia tak kunjung melamarmu,” tanya ayah Nur, dengan nada sedikit tinggi.

“Mungkin, Mas Medi masih sibuk Yah,” jawab Nur, tak berani menatap ayahnya.

“Sibuk! Selalu saja itu alasanmu terhadapnya. Sudah bertahun-tahun dia meninggalkanmu, sekarang dia kembali dan ingin menikahimu! Hah, jangan kau mudah tertipu dengan raut wajahnya yang manis,” ayah Nur tampak geram, lalu menggulung koran yang ada di tangannya.

Nur, tak berani menjawab. Ia hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia takut kalau ayahnya akan semakin marah dengan Medi lelaki yang amat ia cintai. Aku yakin kamu pasti datang. Bisikknya dalam hati.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Cerpen : Antara Kau dan Dia"