Budayakan Memaafkan



maaf
Qimono on Pixabay

Kata maaf adalah kata yang tidak asing lagi bagi kita. Kata maaf adalah kata yang sederhana, tapi terkadang kita gengsi untuk mengucapkannya. Sering kali pula kita malu untuk meminta maaf lebih dulu. Fenomena yang terjadi, kita sering mencari siapa yng salah dibandingkan kita meminta maaf lebih dulu. Terkadang status sosial menyebabkan kita gengsi untuk meminta maaf. Bahkan ada orang yang tidak saling tegur sapa satu sama lain gara-gara tidak mau meminta maaf lebih dulu. Bukankah sebaik-baik permintaan adalah permintaan maaf, dan sebaik-baik pemberian adalah pemberian maaf. Banyak orang yang gengsi untuk meminta maaf hanya karena pangkat, jabatan, kekayaan, dan lain sebagainya. Jaganlah kita termasuk salah satu diantara mereka. Jadilah kita orang yang pemaaf dan mau meminta maaf. Hidup ini akan jauh lebih indah bila kita saling memafkan dan meminta maaf.

Nabi juga melarang kita untuk mendiamkan saudara selama tiga hari. Berikut ini haditsnya :
Dari Ayub Al-Anshariy, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam dimana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik diantara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam. ( H.R. Muslim, Hadits no 2560 ).

Nabi saja sudah melarang kita untuk mendiamkan saudara selama tiga hari bahkan nabi menganjurkan kepada kita untuk saling bertegur sapa ketika bertemu. Oleh karena itu, janganlah kita enggan untuk meminta maaf lebih dulu agar kita bisa hidup rukun dan damai. Dan jangan lupa saling bertegur sapa ketika bertemu agar hidup lebih indah.

Sifat Allah Al-Afuw

Didalam asmaul husna, Allah memiliki sifat Al-Afuw yang artinya maha pemberi maaf. Allah saja mau memaafkan kesalahan hambanya selama hamba itu memohon dan meminta maaf kepadanya. Lantas bagaimana dengan kita? Memberi maaf saja kita susah, apalagi meminta maaf. Kita ini kan saudara sesama muslim masa memberi dan meminta maaf saja tidak bisa. Bukankah itu yang diajarkan oleh agama kita melalui para nabi dan rasulnya?

Kita ini hidup tidak sendiri. Kita ini hidup berbangsa dan bernegara. Bila ada yang melakukan kesalahan itu wajar selagi ia mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Kita ini hanya manusia biasa yang tak terlepas dari salah dan dosa. Kita ini juga bukan nabi Muhammad SAW yang terjaga dari salah dan dosa. Nabi saja yang sudah terjaga dari salah dan dosa masih mau meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT. Nabi selalu membaca istighfar sehari 70 kali bahkan dalam riwayat lain ada yang menyebutkan sampai 100 kali. Lah kita yang banyak dosa saja meminta memberi maaf saja tidak mau terkadang. Apalagi membaca istighfar.

Marilah kita membiasakan diri dengan meminta maaf bila kita salah dan memberi maaf kepada orang yang melakukan kesalahan kepada kita. Agar hidup kita bisa lebih harmonis dan rukun. Tidak usahlah kita mencari-cari kesalahan orang lain. Tapi cari carilah kesalahan diri kita sendiri dan mencoba memperbaikinya. Tidak ada gunanya kita mencari-cari kesalahan dan aib orang lain. Bila kita membuka aib orang lain, maka Allah akan membuka aib kita pada hari kiamat nanti. Tentunya kita akan sangat dipermalukan oleh Allah didalam persidangannya. Karena semasa hidup di dunia kita terlalu sibuk dengan aib orang lain.

Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi kepada kita. Oleh karena itu, janganlah kita disibukkan dengan kesalahan dan aib orang lain. Tapi sibukkanlah diri kita dengan mencari kesalahan dan aib kita sendiri. Perbaikilah kesalahan dan aib kita itu. Perbanyaklah memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar. Karena tidak mungkin kita tidak melakukan kesalahan di dunia ini. Jadikanlah istighfar sebagai benteng mendekatkan diri pada Allah SWT dan sekaligus sebagai pembersih jiwa.

Janganlah kita malu un tuk mengakui kesalahan kita sendiri. Karena kita hanyalah makhluk yang lemah dan tak berdaya atas pertolongan Allah. Maka mintalah kepada-Nya agar senantiasa diri kita dijauhi dari lubang kemaksiatan. Bila kita melakukan kesalahan sekecil apapun cepat-cepatlah beristighfar. Agar kesalahan tersebut tidak menjadi dosa dan mengakar dalam diri kita.
Toni Al-Munawwar
Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Ia mulai menekuni dunia menulis dari blog pribadinya. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Posting Komentar untuk "Budayakan Memaafkan"